NEWS

Pekan Peduli Antimikroba Sedunia Tahun 2021, PINTAR Bersama dengan PC IAI Semarang Gelar Kampanye “Bijak Gunakan Antibiotik”

Semarang (21/11) – Protecting Indonesia from the Threat of Antibiotic Resistance (PINTAR) berkolaborasi dengan PC IAI Kota Semarang ikut serta dalam memeriahkan pekan peduli antimikroba sedunia tahun 2021 yang diperingati setiap tanggal 18-24 November dengan mengadakan kampanye edukasi yang bertemakan “Bijak Gunakan Antibiotik”.

“Kegiatan ini merupakan sebuah kolaborasi dari Tim PINTAR dan PC IAI Kota Semarang untuk mengajak masyarakat agar bijak menggunakan antibiotik. Masih banyak anggota masyarakat yang belum sadar akan bahaya dari resistensi antibiotik. Acara ini merupakan salah satu perwujudan kepedulian kami untuk terlibat dalam upaya edukasi kepada masyarakat,”

Prof. dr. tri Wibawa, Ph.D, Sp.MK – Guru Besar FKKMK UGM

Sebanyak 40 peserta mengikuti kegiatan kampanye yang berada di tiga titik lokasi, Kawasan Bank Indonesia, Taman Indonesia Kaya, dan Simpang Lima. Edukasi one by one dilakukan untuk mengutamakan kenyamanan masyarakat, mengingat adanya pandemi COVID-19.

Kegiatan kampanye yang didukung oleh Univesitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret (UNS), Kementerian Kesehatan Indonesia, Kirby Institute di UNSW Sydney, London School of Hygiene & Tropical Medicine, University College London, dan The George Institute for Global Health di UNSW Sydney diselenggarakan sebagai bentuk dukungan dalam memerangi ancaman resitensi antimikroba di masyarakat.

Sejalan dengan Prof. Probandari dari Universitas Sebelas Maret, salah satu peneliti utama PINTAR mengatakan bahwa dengan adanya kampanye ini dapat berkontribusi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya resistensi antibiotik.

Prof Ari Probandari menegaskan, Badan Kesehatan Dunia menyatakan bahwa resistensi antibiotik sama bahayanya dengan pandemi. Masyarakat harus ikut berperan menjadi agen perubahan untuk menggunakan antibiotik secara bijak, diawali dengan membeli antibiotik hanya dengan resep dokter.

Tentang Resistensi Antimikroba

Resistensi antimikroba terjadi sebagai akibat dari penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol. Lebih dari dua per tiga kunjungan ke apotek dan toko obat swasta di Indonesia diperoleh satu jenis antibiotik tanpa resep dan seringkali tanpa saran yang memadai dari tenaga kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian PINTAR bahwa 69 persen kunjungan ke apotek, terjadi praktik pemberian antibiotik tanpa resep dokter. Padahal pemberian antibiotik tanpa resep merupakan hal yang dilarang dalam peraturan karena termasuk sebagai obat keras.

”Penggunaan antibiotik hendaknya digunakan sesuai kebutuhan atau indikasi. Hal itu karena tidak semua penyakit memerlukan antibiotik. Ini sekaligus untuk meluruskan pola pikir yang salah pada masyarakat umum, yang selalu beranggapan jika ada sakit nyeri maka perlu antibiotik. Kami ingin menekankan pada masyarakat agar sebaiknya bijak menggunakan antibiotik,”

I Kadek Bagiana, MSc, Apt – Ketua PC IAI Kota Semarang

Ketua PC IAI Kota Semarang, I Kadek Bagiana MSc Apt, mengatakan bahwa bahaya dari resistensi antimikroba yaitu saat seseorang menderita infeksi maka akan sangat sulit untuk disembuhkan. Tenaga kefarmasian, baik apoteker maupun tenaga teknis kefarmasian, tentu memiliki peranan penting dalam pengendalian resistensi antimikroba di masyarakat. (tim PINTAR)

Pranala Luar

Suara Merdeka. 2021. Pekan Peduli Antimikroba Sedunia; Cegah Resistensi, Antibiotik Tak Boleh Dikonsumsi Sembarangan. Available at: https://www.suaramerdeka.com/tag/antimikroba

Kunjungi Website Kami – Lebih Jauh Mengenai Studi PINTAR