Tantangan Flores Timur: Angka Kematian Ibu & Bayi
Flores Timur merupakan salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terdiri dari tiga pulau, yaitu Pulau Solor, Pulau Adonara dan Pulau Flores darat. Saat ini, masyarakat di Flores Timur masih diperhadapkan dengan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi yang fluktuatif dari tahun 2014 hingga tahun 2020.
Angka kematian bayi terus meningkat dari 18 kasus (2014) hingga 22 kasus (2016). Selanjutnya, dari tahun 2017 hingga 2020 terus terjadi perubahan angka kematian bayi secara fluktuatif dengan angka terakhir 25 kasus di tahun 2020. Angka yang fluktuatif ini tentunya menimbulkan pertanyaan:
Apa penyebab terbesar yang mempengaruhi angka kematian ibu dan bayi di Flores Timur belum bisa terjawab sampai saat ini?
Menurut Direktorat Poltekkes Kemenkes Kupang, NTT penyebab kematian ibu dan bayi ialah kekurangan gizi pada ibu dan bayi. Disamping cakupan gizi, kondisi sosial dan geografis di pulau Flores Timur juga menjadi salah satu faktor penyebab utama masalah kesehatan disana. Masyarakat masih kesulitan dalam mengakses kesehatan, karena jarak rumah sakit dan rumah warga membutuhkan jarak tempuh yang panjang. Kesulitan akses ini juga dirasakan oleh tenaga medis dan pihak rumah sakit, mereka harus menolong persalinan rumah dan pelayanan lainnya dengan akses yang cukup jauh.
Disamping faktor geografis, penyebab lainnya datang dari faktor sosial terkait perspektif masyarakat terhadap penanganan medis. Tidak bisa dipungkiri, masyarakat Flores Timur masih memercayai pengobatan alternatif atau yang lebih dikenal dengan pengobatan dukun kampung.
Kehadiran dukun kampung sebagai pengobatan alternatif adalah pilihan utama masyarakat, dikarenakan tarif yang murah dan mudah dijangkau.
Tapi disayangkan dukun kampung tidak mempunyai kemampuan medis yang terlatih dan akan berbahaya untuk nyawa pasien apabila terdapat kekeliruan dalam penanganannya.
Faktor-faktor penyebab masalah kesehatan di atas pastinya menjadi perhatian khusus bagi semua kalangan, bukan hanya pemerintah saja. Masyarakat juga diharapkan dapat menciptakan terobosan inovatif sebagai solusi dari tantangan kesehatan Flores Timur. (nadya)