PERSPECTIVES

TBC, Penyakit Menular Penyebab Kematian No 1 di Dunia

Apa yang tersirat dalam pikiran anda jika mendengar istilah penyakit menular? Bila kata “menakutkan” adalah yang tersirat dalam benak anda maka hal itu wajar karena jika terinfeksi penyakit menular dapat menurunkan kualitas hidup seseorang dengan cara yang menyakitkan dan berakibat pada kematian bila tak tertangani. Dari sekian banyak penyakit menular yang mematikan, WHO menempatkan Tuberkulosis menjadi penyakit yang berada di peringkat 1 sebagai penyakit menular paling mematikan dan di tingkat internasional, Indonesia menempati peringkat 3 dengan jumlah penderita TBC terbanyak setelah India dan Cina.

Tuberkulosis atau yang biasa disebut TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Berbicara soal TBC, kebanyakan dari kita hanya mengetahui bahwa penyakit ini menyerang organ paru-paru. Namun faktanya, kuman TBC juga bisa menyerang bagian tubuh lainnya seperti kulit, tulang dan kelenjar getah bening.

Udara menjadi media penyebaran kuman TBC dimana bakteri menyebar saat penderita batuk, bersin ataupun berbicara. Jika kuman berhasil masuk kedalam tubuh seseorang, maka gejala yang ditimbulkan adalah batuk berdahak lebih dari dua minggu dan bisa juga disertai dengan darah, sesak nafas, demam, lemah, nafsu makan menurun, berkeringat di malam hari dan berat badan menurun.

Siapa saja dapat terserang TBC, tidak peduli laki-laki atau perempuan, tua atau muda bahkan anak-anak dapat terinfeksi. Walaupun TBC mudah menular dan menyebabkan kematian, namun penyakit ini dapat disembuhkan dengan meminum obat secara teratur sampai benar-benar dinyatakan sembuh oleh dokter sehingga bisa memutus rantai penularan TBC. Jika tidak teratur minum obat, penderita TBC akan sulit sembuh, masih bisa menularkan penyakit dan bisa menjadi resisten terhadap obat. Orang yang tertular kuman TBC resisten obat dapat langsung terinfeksi TBC resisten obat, sehingga pengobatannya akan menjadi lebih sulit dan lebih lama yakni membutuhkan waktu sekitar 18-24 bulan dibandingkan dengan  TBC yang masih sensitif yang lama pengobatannya sekitar 6-9 bulan.

Untuk terhindar dari TBC, kita dianjurkan untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta mengaplikasikan etika batuk yang benar. Untuk penanganan penderita positif TBC, pemerintah memberikan obat secara gratis yang bisa didapat di Puskesmas terdekat.

Sumber: Buku saku Tuberkulosis dan Infodatin Tuberkulosis 2018

Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab TBC

Perbandingan paru-paru sehat dan yang terinfeksi TBC

Penyebaran TBC di Indonesia